Penulis: Dr. Ja’far Assagaf., MA
Dosen UIN SUKA; Sekretaris Umum Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA)
email: jafar.assagaf@uin-suka.ac.id)
Bulan Juni bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya Soekarnois; pengagum Presiden Pertama Republik Indonesia, menyebutnya sebagai bulan Bung Karno. Juni adalah bulan di mana Bung Karno lahir; 6 Juni 1901 M (meski terdapat riwayat lain tentang lahirnya) dan wafat; 21 Juni 1970 M. Tidak hanya penanggalan itu (tawarikh wa al-wafayat), kehidupan Bung Karno terealisasi melalui ide dan pikirannya dalam banyak aspek. Salah satu yang terhebat adalah ide mengenai Pancasila yang dicetuskan olehnya yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila di 1 Juni 1945.
Salah satu bapak Proklamator Indonesia; Dr H. Ir. Soekarno lebih menyukai dipanggil dengan Bung Karno agar tidak ada pemisah antara dirinya dengan rakyat Indonesia, supaya lebih akrab. Salah satu orang jenius, cerdas, dan penuh kebijakan. Ketenaran putera sang Fajar (panggilan Bung Karno) telah menjadi buah bibir pemimpin dunia kala itu dan masyarakat International. Salah satu bait syair dari Guru Tua pendiri al-Khairaat (1892-1969 M) menunjukkan Bung Karno adalah orang jenius dan cerdas yaitu:
باليراع وبالسياسة فقتم * ونصرتم بذا جائت الأنبآء
(الكوكب الدري , 69, 2018)
“Dengan perantara pena dan politik kau/kalian sudah unggul, telah datang berita engkau/kalian menang dengannya”
Bung Karno dalam keseharian di masa penjajahan selain berjuang untuk kemerdekaan bersama tokoh, pahlawan, masyarakat dan lainnya, juga memiliki dan mempersiapkan visi dan misi yang tajam ke depan untuk Indonesia Raya jika merdeka nanti. Ia mampu memperhitungkan aneka diplomasi sekaligus meletakkan apa yang sesungguhnya menjadi pedoman dan pegangan hidup rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, adat, budaya, agama, etnis, golongan, bahasa dan lainnya.
Lahirnya Pancasila seperti salah satu cuplikan pidato Bung Karno (https://youtu.be/dZjIEPREm7w) telah menunjukkan bahwa sang Proklamator adalah pemikir yang benar-benar berusaha memikirkan apa sesungguhnya yang bisa menjadi konsensus bersama masyarakat Indonesia yang majemuk tersebut tanpa ada perpecahan. Bila dinyatakan Pancasila yang ada sekarang telah direvisi dari 1 Juni, lalu 22 Juni, kemudian final 18 Agustus itu tidak menafikan kalau ide pokok yang ada sejak awal adalah dari Bung Karno. Sebuah ide itu jauh lebih mahal dari hal-hal yang ditambahkan atau dikurangi yang datang belakangan, terlebih perubahan kata-kata dalam Pancasila juga melibatkan pencetus ide itu sendiri. Ringkasnya, Pancasila yang ada sekarang tidak keluar dari ide pokok Bung Karno.
Bung Karno melalui Pancasila setidaknya telah merumuskan tiga hal: Pertama, apa yang dicita-citakan bersama bangsa Indonesia. Perkembangan dunia bahkan teknologi yang ada harusnya tidak menjadi penghalang cita-cita awal bersama bangsa ini. kedua, kemajemukan yang ada di bumi Nusantara Indonesia tidak menjadi penghalang bagi masyarakatnya, sebab melalui Pancasila telah ditanamkan ide persatuan dari dan kepada siapapun dan terhadap agama, suku, etnis, golongan, daerah manapun. Persatuan itu tercipta dalam konteks positif, gotong royong, tolong menolong dalam kebaikan universal. Ketiga, ciri khas keindonesiaan selalu terjaga dan terpelihara dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. Melalui Pancasila, kemajemukan yang ada tetap terpelihara. Aneka budaya yang berasal dari luar terseleksi, hal-hal yang baik diterima sebagai bagian akulturasi sementara yang buruk akan tersingkir dengan sendirinya.
Bung Karno termasuk salah satu pemimpin yang diberkati. Perjuangannya termasuk dalam mencetuskan Proklamasi sebagai pondasi awal kemerdekaan bangsa dan Pancasila sebagai dasar negara telah didukung sekuat tenaga oleh segenap bangsa dan rakyat Indonesia. Keberkahan itulah yang kemudian diabadikan dan didoakan bersama pemimpin lainnya oleh Guru Tua dalam bait syairnya:
أيها الرئيس المبارك فينا * عندك اليوم للورى الكميآء
“Wahai Pemimpin (Presiden) yang diberkahi (membawa berkah) bagi kami, (dirimu) engkau hari ini bagaikan kimia (susunan mengenai sifat dan rekasi; pencetus atau pelopor)bagi masyarakat”
واعمروا للبلاد حسا ومعنى * وبرهنوا للملا أنكم أكفآء
“Makmurkan untuk Negara pembangunan materiil (jasmani) dan spiritual (rohani), dan buktikanlah pada masyarakat bahwa kau/kalian mampu”
أيد الله ملككم وكفاكم * كل شر تحوكه الأعدآء
Semoga Allah membantu kekuasaanmu/kalian dan mencegahmu/kalian, dari kejahatan yang senantiasa direncanakan musuh-musuh (negara)
Kilas balik ringkas dari riwayat Bung Karno dengan Pancasila menurut penulis sudah lebih dari cukup bahwa tanpa harus mengikuti perkumpulan, organisasi, aliran dan lainnya (meski semua itu juga mengajarkan, mengkader orang.) Namun cukup kiranya setiap anak bangsa bisa benar-benar menjadi nasionalis ideal dan sejati, melalui ide kebangsaan Bung Karno yang telah menunjukkan hal itu dengan jelas dan konkret.
wa Allahu a‘lam bi al-shawaâb …