ALHABIB IDRUS BIN SALIM ALJUFRI
Sebagai institusi keummatan, Alkhairaat adalah lembaga yang sangat akrab dengan masyarakat di kawasan timur Indonesia. Didirikan di Palu, Sulawesi Tengah, pada tanggal 14 Muharram 1349 Hijriah atau 30 Juni 1930 Masehi oleh Alhabib Idrus Bin Salim Aljufri yang juga akrab disapa dengan sebutan Guru Tua.
Beliau lahir di Kota Taris, Hadramaut pada hari senin 14 Sya’ban 1319 Hijriah. Latar belakang keluarga Ayahnya berkait langsung dengan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dan Siti Fatimah Azzahra yang merupakan putri kesayangan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi wa Alih Wasallam. Adapun Ibu Guru Tua adalah keturunan bugis, salah satu suku di Sulawesi Selatan.
Sang pewaris dan penerus ajaran Nabi Muhammad SAW itu telah datang ke Indonesia sebanyak dua kali. Kedatangan pertama bersama ayah beliau di waktu kecil, dan kedatangan kedua pada tahun 1926 merupakan langkah perdana dalam melakukan syiar Islam di pulau Jawa, khususnya Jakarta dan Solo. Di kota Jakarta, beliau mengajar pada Madrasah Jamiat Khair baru kemudian hijrah ke Solo dan sempat membuka dan memimpin Madrasah Al Rabithah Al Alawiyah hingga kepindahannya ke Palu dan mendirikan Madrasah Alkhairaat.
ASAL MULA NAMA ALKHAIRAAT
Nama Alkhairaat diambil dari beberapa hikmah ayat yang terdapat dalam Alqur’an. Ada sembilan ayat yang dinukilkan dengan berbagai makna yang mengikutinya. Salah satunya berbunyi sebagai berikut;
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba lombalah kamu dalam membuat kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al Baqarah:148).
Alkhairaat atau makna harafiahnya “kebaikan” menjadi kalimat kunci sekaligus ghirah dari Guru Tua dalam melakukan syiar Islam. Kelak di kemudian hari, kalimat tersebut mengundang kagum khalayak
ALKHAIRAAT DI MALUKU UTARA
Tahun 1963, Guru Tua berkunjung ke Ternate, Bacan, Jailolo, Tobelo, Morotai, Patani, Weda, Maffa, Gane Dalam, dan Makian.
Setahun setelah kunjungan tersebut, Alkhairaat resmi didirikan di Kota Ternate pada tanggal 21 September 1964 dengan dukungan penuh dari para tokoh Islam di Kota Majang ini antara lain, Hamid Assagaf, Zen Assagaf, Abd. Rahman Sogira, Yasin Bopeng, Salim Alhadar, Muhammad Assagaf, Andi Aco, Ibrahim Umar, Muhammad Alhadar, Agil Bin Syech Abubakar juga tokoh pemerintahan yakni Bupati Muhammad Syamil Djahir.
Setelah resmi dibuka, pendidikan yang jalankan adalah madrasah Ibtidaiyah (kini menjadi madrasah diniyah) yang terletak di tiga tempat yaitu Kampung Tengah, kelurahan gamalama (dipindah ke Kalumpang), Kampung Makassar, dan Falajawa (dipindah ke kompleks Pohon Pala).
Kini, Pendidikan Alkhairaat di Maluku Utara telah berkembang pesat dan memiliki madrasah mulai dari Tsanawiyah hingga Aliyah serta SD sampai SMA. Pusat pendidikan terkonsentrasi di kompleks Pondok Pesantren Kalumpang, Ternate, selain juga tersebar di Tidore, Galela, Tobelo, Kao, Bacan, dan Sanana. (LP2A/Lembaga Penelitian & Pengembangan Alkhairaat Ternate)