Penulis: Abdurrachman Baksir
Pengurus KOMDA Alkhairaat Ternate, Bidang Pendidikan | Dosen UNKHAIR Ternate
Sebagai manusia tidak terlepas dari kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam perbuatan. Namun demikian manusia diciptakan juga dibekali dengan sifat-sifat untuk memperbaiki kesalahannya. Salah satu sifat yang dianjurkan untuk kita miliki adalah sifat pemaaf. Sifat pemaaf merupakan sifat yang mulia, karena tidak semua manusia dapat berbesar hati dengan mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Menurut KBBI maaf [ma·af] Kata Nomina (kata benda) 1) pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dan sebagainya) karena suatu kesalahan; ampun contoh: ‘minta maaf‘ 2) ungkapan permintaan ampun atau penyesalan contoh: ‘maaf, saya datang terlambat’ 3) ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu contoh: ‘maaf, bolehkah saya bertanya’
Kata yang semestinya terucap setelah melakukan kesalahan adalah “Maaf“. Wajarnya pada saat menyadari bahwa diri telah melakukan kesalahan maka meskipun sukar diucapkan, tetap saja perlu untuk meminta maaf pada seseorang yang telah “tanpa sengaja” disakiti tersebut. Namun, walau hanya satu kata kenapa sukar diucapkan? Karena pada umumnya kita lebih mendahulukan gengsi, dan karena kesombongan yang berada di dalam diri kita sendiri
Bukankah sebaiknya kita melupakan itu semua? Melalui satu kata “maaf” ini, cukup mampu menghilangkan permusuhan maupun rasa dendam, dan kita bisa menjalin kembali hubungan yang telah retak, kita bisa mendapatkan seorang teman lagi, kita bisa meraih damai dan ketenangan hidup kembali.
Meminta maaf jelas merupakan salah satu bentuk kerendahan hati pribadi dan tentu juga merupakan salah satu bentuk keberanian manusia. Kita percaya bahwa sekalipun suatu perbuatan salah atau memalukan kita lakukan, tetap ada jalan bagi seseorang untuk memperbaiki diri. Jalan untuk menghapus perbuatan yang memalukan atau perbuatan salah adalah menghapus kesalahan dengan jalan sosial (meminta maaf kepada orang lain) dan spiritual (bertaubat kepada Allah SWT) dan melakukan perbuatan yang baik dengan jalan sosial (berbuat positif kepada sesama) dan spiritual (berbuat baik kepada Allah SWT.
Arti memaafkan di KBBI adalah: memberi ampun atas kesalahan dan sebagainya; tidak menganggap salah dan sebagainya lagi. Contoh: ia telah memaafkan kesalahanku.
Memaafkan atau forgiveness, selama ini diasumsikan sebagai simbol kekalahan. Kita sering menganggap dengan tidak memberi maaf, kita bisa menyembuhkan rasa sakit dan menghukum orang yang menyakiti kita. Padahal sebenarnya, justru hal itu akan membuat luka batin kita semakin dalam, semakin menghunjam.
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan, karena itu Islam mengajarkan setiap manusia untuk saling memaafkan. Memaafkan sekaligus melupakan kesalahan orang lain yang telah menyakiti hati, memang tidaklah mudah. Sebagai manusia biasa, pastinya tidak dapat melupakan kesalahan orang lain begitu saja. Renungkan firman Allah swt., dalam al Quran surah Ali Imran: 134. “ (yaitu) orang yang berinfak , baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”.
Memaafkan menjadi sebuah kebutuhan bagi seluruh manusia. Bukan sekadar sebagai tanda ada rasa bersalah dan pengakuan atas seluruh kesalahan yang telah dibuat. Meminta maaf dan memaafkan juga menjadikan kita sebagai manusia yang penuh dengan kelapangan dan kerendahan hati. Memaafkan orang yang bersalah kepada kita bukan hanya membuat mereka terlepas dari rasa bersalah, tetapi membuat kita semakin bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk memaafkan orang lain.
Ada lima keutamaan Ketika kita mengambil keputusan untuk memaafkan. Namun, itu tidak berarti kita mengabaikan kesalahan yang telah diperbua. Pertama, memaafkan mampu membawa kedamaian, artinya tidak ada lagi kesalahan keresahan kedua belah piha. Kedua, memaafkan dapat membebaskan diri dari rasa amarah yang perlahan menggerogoti kebahagian. Ketiga, memaafkan akan mampu memperbaiki hubungan yang (mungkin) sebelumnya telah rusak. Keempat, memaafkan mampu melepaskan perasaan negatif dalam diri sehingga kita bisa belajar mengenali rasa sakit yang ada tanpa adanya kebencian yang dipicu dari rasa sakit tersebut. Kelima, memaafkan mampu menyembuhkan luka dan belajar untuk terus melanjutkan hidup (Republika, 29 04 2022)
Dari kelima keutamaan itulah hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal nanti menjadi momentum untuk saling memaafkan. Memaafkan secara lahiriah dan ruhiah. Dengan begitu 1 Syawal yang secara Bahasa bermakna bulan peningkatan amal kebaikan alkan benar-benar dirasakan oleh umat manusia dimuka bumi ini, karena itulah, meminta maaf atas kesalahan adalah keberanian sikap yang terpuji dan memaafkan adalah sikap yang mulia, kedua sikap ini perlu terus dipupuk agar taka da lagi kebencian dan dendam antar sesama. Kedua hal itulah yang sering kali membuat kesatuan dan persatuan umat semakin sulit terwujud. Selain itu meminta maaf dan mudah memaafkan lebih dekat dengan takwa, seperti dalam firman-Nya yang artinya” dan memberi maaf (atas kesalahan) orang lebih dekat dengan takwa “ (QS al-baqarah:237), inilah puasa sebulan (Wallah a’lam bissawaab)
Foto: Net/ca (Republika.co.id)