Penulis: Abdurrachman Baksir
Pengurus KOMDA Alkhairaat Ternate, Bidang Pendidikan | Dosen UNKHAIR Ternate
Suatu ketika terjadi dialog seorang manajer kopi dengan empat orang anak buahnya (Mus, Iki, Uma dan Timah). Kata Manager kopi, Saya punya 3 sachet kopi seduh, satu saya kasih ke warung kopi, yang satu lagi saya kasih ke café, dan yang satu lagi saya kasih ke restoran mewah.
Manajer : Mus, menurut kamu harga kopi seduh di warung kopi kira-kira berapa ya?
Mus: Kalau seperti begini di warung kopi harganya sekitar 3.000an pak, karena dengan tempat seadanya dan diseduh di cup plastik
Manajer: Iki, harga kopi seduh di café berapa?
Iki: Harga kopi seperti ini di café 20.000an karena diseduh di cangkir dan mendapatkan wifi gratis.
Selanjutnya pertanyaan manajer untuk Uma: Harga kopi seduh di restoran bintang lima ini kira-kira harganya berapa?
Uma: Menurut saya kopi seperti ini di restoran mewah atau ternama biasanya dijual 75.000an karena mereka menggunakan Barista (adalah sebutan bagi orang yang membuat atau meracik kopi di sebuah coffee shop yang berpengalaman), terus mereka menyajikannya dengan gelas yang mewah dan menarik, layanan yang ramah, dan juga suasananya yang menyenangkan.
Manajer: Nah, itulah yang menjadi perhatian kita, kenapa kopi seduh ini bisa berbeda-beda harganya? Padahal isi kemasannya dan rasanya yang sama, jawabannya adalah LINGKUNGAN. Lingkungan yang mencerminkan harga kopi seduh tersebut menjadi berbeda.
“Oooo jadi, kalau ada satu lingkungan yang bisa ngasih kita support untuk mengeluarkan potensi terbaik kita, maka kita akan terlihat cemerlang, begitu pula sebaliknya, kalau misalkan ada lingkungan yang mengkerdilkan kita dan mengucilkan kita maka kita akan selalu terlihat kecil,” sambung Tima menyimpulkan.
“Betul kata kamu, Tima!” respon Manajer. Jadi orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama, tapi di lingkungan yang berbeda, akan menghasilkan, nilai nilai yang berbeda pula, kalian harus berhati-hati, memilih lingkungan dan teman, karena itulah yang membentuk kalian nantinya.
Sebagai bahan renungan: Dalam memilih dan memilah suatu lembaga pendidikan dan mengelolanya, kita dituntut untuk pandai-pandai menyajikan dan mengeluarkan potensi terbaik kita sehingga apa yang kita tampilkan dan berikan kepada lembaga tersebut, bisa dinikmati, berbuah manis, dan akan menjadi nilai yang tinggi di masyarakat.