Alkhairaat; Kebaikan Universal dan Adaptasi Kultural

EMBUN JUM’AT

Penulis: Dr. Ja’far Assagaf, MA

Dosen UIN SUKA Yogyakarta  | Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia bidang Riset dan Pengembangan Ilmu  |  Wakil Ketua bidang Pendidikan Agama dan Budaya Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia-Sukoharjo Jawa Tengah; email  |  jafar.assagaf@uin-suka.ac.id


Al-Khairaat adalah sebuah organisasi keagamaan berpusat di Palu, bergerak secara spesifik di bidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah. Organisasi ini didirikan pada 30 Juni 1930 di Palu dan sekarang telah memiliki lebih dari 1.500 cabang yang ada di bagian Timur Indonesia, secara umum dalam bentuk pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi dan memiliki basis pesantren.

Pendiri Alkhairat adalah sayyid Idrus bin Salim Aljufrie (w. 1969 M) atau lebih dikenal akrab dengan panggilan Guru Tua, berasal dari Hadramaut Yaman peranakan Indonesia lalu berdomisili di Palu sampai wafat. Sejak kecil Guru Tua sudah terlihat sebagai pecinta ilmu, hal ini dibuktikan dengan prestasinya mampu menghafal al-Qur’an saat berusia 12 tahun dan di umur yang cukup muda sekitar 25-27 tahun, Guru Tua menggantikan ayahnya menjadi qadhi di sebuah wilayah bernama Taris di Yaman.

Penamaan Alkhairaat diinspirasi dari kata الخيرات dalam al-Qur’an yang berarti aneka kebaikan. Kata الخيرات dalam al-Qur’an diulang sekitar 9 kali dengan alif lam, dan 1 tanpa kedua huruf tersebut; خيرات dalam surah al-Rahman; 70 (Abd Baqi, 1994) mengenai salah satu kenikmatan surga. Sembilan ayat berbicara tentang Alkhairaat rata-rata berisi tentang ajakan untuk berlomba-lomba dan bersegera untuk berbuat kebaikan/kebajikan.

Ajaran al-Qur’an tentang kebaikan universal dalam kata الخيرات dicontohkan oleh Nabi suci Muhammad saw melalui interpretasi ayat maupun perbuatan keseharian. Dalam hadis kata الخيرات ditemukan beberapa riwayat, di antaranya: pertama, Rasulullah suci saw menyatakan tentang kebaikan itu tidak harus besar, atau banyak namun apa saja yang menuju ke arahnya (الخيرات) dan menjauhkan dari kerugian dan bahaya. Pernyataan ini terlontar ketika ada wanita yang mau memberikan daging tertentu untuk dihidangkan, namun dia menganggap tidak patut diberikan pada Nabi suci saw (Abd Razzaq, X, 1403H); kedua,  saat siti ‘Aisyah bertanya pada Nabi suci saw tentang tafsiran QS: al-Mu’minun;60, lalu Rasul suci saw bersabda (al-Trumudzi, 2003, V):

الذين يصومون ويصلون ويتصدقون وهم يخافون أن لا يقبل منهم أولئك الذين يسارعون في الخيرات..

Artinya: “…yaitu orang-orang yang senantiasa (bila ada kewajiban maupun berusaha melakukan anjuran/sunnah) berpuasa, shalat, bersedekah dan mereka takut bila tidak diterima (amalan itu) dari mereka, itulah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan…”

 Ketiga, dalam shahih Ibn Hibban (VII,1993) sebagian ulama menilai hadisnya hasan (sebagian lainnya shahih), diilustrasikan amal perbuatan seseorang di alam kubur. Shalat akan berada di kepalanya, puasa berada di samping kanan dan zakat berada di samping kiri (haji tak disebutkan karena tak semua orang dapat dan mampu berhaji), lalu:

 … وكان فعل الخيرات من الصدقة والصلة والمعروف والإحسان إلى الناس عند رجليه…

Artinya: dan aneka amalan kebaikan (seperti) dari shadaqah, silaturahmi, berbuat ma’ruf dan ihsan (kembali) ke orang (yang berbuat itu) di kakinya.”

Menarik diperhatikan, dalam riwayat di atas disebutkan ada kata الخيرات sebagai kebaikan yang luas cakupannya sementara المعروف dan الإحسان merupakan bagian dari al-khairaat tadi. kata ma’ruf yaitu semua yang dikenal sebagai ketaatan pada Allah swt, dimana perkara-perkara tersebut dikenal oleh orang-orang dan mereka tidak mengingkarinya, sementara sebagian kata ihsan seperti hadis tentang Iman, Islam dan Ihsan diperuntukkan untuk keikhlasan atau penjagaan dan kebaikan dalam ketaatan (Ibn al-Atsir, I, III, 1979).

Analisis di atas nampaknya sedikit banyak mempengaruhi Guru Tua saat menamakan sekolahnya dengan Alkhairaat. Pijakan memilih sekolah sebagai embrio dan rahim organisasi ini disebabkan sekolah adalah pendidikan bagi manusia, melaluinya maka aneka kebaikan universal akan bermunculan dan kebaikan-kebaikan itu terarah, terprogram karena dilandasi dengan ilmu pengetahuan. Kecintaan Guru Tua –sebagaimana penulis dengar dari pimpinan Alkahiraat saat itu, 1988-1991- terhadap ilmu terlihat saat menerima pengajar non Muslim untuk mengajar Aljabar atau ilmu Hisab saat itu, dimana di zaman tersebut tidak mudah orang menerima ilmu umum yang masih dinilai produk Barat, terlebih kondisi Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan Jepang. Ide tentang kebaikan universal dipraktekkan oleh pendiri Alkhairaat dengan merealisasikan sekolah untuk siapa saja saat itu.

Kebaikan universal di Alkhairaat tetap selalu beradaptasi dengan konteks budaya dan kultur masyarakat setempat (suku Kaili). Adaptasi itu terlihat dari pergaulan Guru Tua dan penerimaan masyarkat di sana, padahal Guru Tua sendiri tidak pandai berbahasa Indonesia saat itu. Ini yang dikenal dengan dakwah bi al-af‘al (perbuatan).

Kebaikan universal juga kerap kali digabung dengan budaya dan situasi masyarakat Indonesia secara umum maupun dengan masyarakat di Palu Sulawesi Tengah. Semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia nampak dalam syair-syair kecintaan Guru Tua pada ibu pertiwi, merah putih dan Bung Karno bukan merupakan rahasia lagi. Guru Tua juga membangun jaringan ulama pejuang terutama saat bertemu dengan hadrah al-Syekh KH Hasyim al-As’ariy (w. 1947 M) salah satu pendiri Nahdhatul Ulama (NU) dan sempat berdomisili beberapa waktu di Jombang.

Berdiri dan berkembangnya Alkhairaat di Palu dan wilayah-wilayah di Timur Indonesia, menunjukkan Guru Tua termasuk orang yang dapat memahami kondisi budaya masyarakat setempat, sebab tidak mudah pergi ke tempat-tempat tersebut saat itu dengan tujuan mendirikan sekolah, namun euforia dari masyarakat begitu antusias menyambutnya.

Di antara pesan Guru Tua kepada murid-muridnya agar memperoleh ilmu yaitu saling bergandengan dengan akhlaq, selalu menyertakannya, tidak terpisahkan. Ilmu akan diperoleh termasuk berkah dan manfaatnya melalui akhlaq, bahkan cita-cita luhur akan digapai. Ilmu menjadikan orang mulia dan melaluinya sebuah bangsa akan melampaui bangsa lain seperti dalam salah satu syairnya.

Sebagai organisasi yang memuat kebaikan universal dan telah terbukti mampu beradaptasi dengan situasi setempat,  kini Alkhiraat tetap ada untuk siapa saja tanpa melihat perbedaan yang ada. Nilai universal yang ada dalam ilmu merupakan pijakan Alkhairaat, karenanya organisasi ini akan selalu eksis berada di posisi yang netral sebagaimana yang telah dilalui selama ini dengan tetap mendukung kebijakan pemerintah untuk kepentingan masyarakat sosial dan senantiasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaiamana yang tersurat dan tersirat di bait-bait syair Guru Tua.

Salah satu cita-cita dan misi Alkhairaat terbaca dalam hadis hasan shahih berisi lantunan doa yang Rasulullah suci saw ajarkan kepada beberapa sahabat (al-Turmudzi, V, 2003):

…اللهم إني أسألك فعل الخيرات وترك المنكرات وحب المساكين وأنت تغفر لي وترحمني وإذا أردت فتنة قوم فتوفني غير مفتون أسألك حبك وحب من يحبك وحب عمل يقرب إلى حبك…

Artinya: “… ya Allah, aku (kami) mohon/meminta (agar dapat) mengerjakan aneka kebaikan/kebajikan dan meninggalkan aneka kemungkaran, dan (anugerahkan) cinta pada orang-orang miskin (lemah) dan Engkau selalu mengampuniku (kami) dan merahmatiku (kami), dan bila Engkau inginkan sebuah fitnah/cobaan terhadap suatu kaum, maka wafatkanlah aku (kami) tanpa cobaan tersebut.. aku (kami) meminta pada-MU (agar dapat) mencintai-MU dan mencintai siapapun yang mencintai-MU (Nabi, orang tua, ulama, guru, pahlawan, saudara) dan mencintai perbuatan yang mendekatkan pada cinta terhadap MU …

Amin ya Mujîb al-saâiliîn …

wa Allahu ‘alam bi al-shawâb …

Leave a comment

Tentang Kami

alkhairaat-ternate.or.id adalah situs resmi milik Alkhiraat Cabang Kota Ternate, sebagai media silaturahmi dan dakwah dengan menyajikan informasi seputar pendidikan, dakwah dan sosial, serta mempromosikan tulisan-tulisan rahmatan lil-alamin yang berakar pada kearifan tradisi

Hubungi Kami

Alamat: Jl. Kakatua, No.155, Kelurahan Kalumpang, Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku UtaraTelepon: (0921) 312 8950email: alkhairaat.ternate@gmail.com